membaca tanda tanda karya taufik ismail

Adasesuatu yang rasanya mulai lepasdari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kitaAda sesuatu yang mulanya tak begitu jelastapi sekarang kita mulai merin
Ditulisoleh Tim Redaksi Klikhijau.com. Puisi Taufiq Ismail harus diakui sarat makna dan pesan moral. Bahkan mendengan namanya saja. Ingatan kita akan tertuju pada puisi-puisi religi dan kritis. Puisi-puisi dari lelaki kelahiran 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatra Barat itu, memang terkenal dengan puisi religinya.
MEMBACA TANDA-TANDA KARYA TAUFIQ ISMAIL Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung memompa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir membawa air air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani abu dan batu Allah Ampuni dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca Seribu tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya. 1982 = Baca Juga = Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.
Karya: Taufik Ismail . Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita. Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya. Kita saksikan udara Bisakah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa
Membaca Tanda-Tanda Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merasakannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak karbon dioksid itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Biskah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani abu dan batu Allah Ampuni dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukanya Karya Taufik Ismail A. Unsur Intrinsik  Tema sense Tema merupakan hal yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema puisi ini adalah tentang Alam. Puisi Membaca Tanda-tanda memiliki makna bahwa Taufik Ismail selaku penciptanya mengajak pembaca untuk dapat membaca gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Pembaca diajak untuk peka terhadap perubahan alam yang semakin lama semakin memprihatinkan keadannya. Alam yang dulunya asri, indah dan nyaman, kini terusik dengan kerusakan akibat tangan-tangan manusia yang banyak merusak lingkungan. Taufik dalam puisi ini mencurahkan perasaannya yang merindukan lingkungan yang alami dan murni. Ia sangat menyesalkan apa yang terjadi saat ini. Sudah banyak gejala alam yang memperingatkan manusia untuk sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Namun dengan banyaknya gejala alam ini Taufik masih mempertanyakan apakah kita manusia bisa membaca gejala-gejala perubahan pada alam.  Rasa feeling Perasaan yang ditekankan pada puisi ini adalah rasa sedih karena manusia sebagai khalifah di bumi seringkali merusak alam dengan perburuan hewan, penebangan hutan, dan lain sebagainya yang menyebabkan alam kehilangan keindahannya.  Nada tone Nada yang ditunjukan dalam puisi ini adalah menyindir. Nada menyindir ini muncul karena, rasa sedih dan kecewa penyair yang menyadari kelalaian manusia mejaga alam sehingga alam mulai kehilangan keindahannya.  Amanat intention Dalam puisi ini amanat yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa kita sebagai khalifah di bumi harus mencintai dan menjaga alersahabat dengan manusia.  Diksi Puisi adalah salah satu karya sastra yang mengandalkan keindahan kata-kata untuk memunculkan kesan estetisnya. Dalam memainkan kata-kata, yang menjadi ujung tombaknya adalah diksi atau pemilihan kata oleh penyairnya. Diksi digunakan oleh penyair untuk mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami batinnya. Penyair harus benar-benar tepat memilih kata jika ingin mengekspresikan dengan ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman jiwanya tersebut. Taufik Ismail dalam puisinya Membaca Tanda-tanda banyak menyindir manusia sebagai khalifah di bumi yang masih saja merusak alam dengan perburuan hewan, penebangan hutan, dan lain sebagainya yang menyebabkan alam kehilangan keindahannya. Taufik mengunakan diksi kehilangan’ pada bait keempat untuk menggambarkan hilangnya keindahan alam. Taufik pun banyak menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan alam seperti udara, danau, burung, hutan, gunung dan lain sebagainya untuk menyesuaikan puisinya dengan tema alam. Selain itu ia memilih kata-kata seperti longsor, banjir, gempa dan sebagainya untuk menggambarkan bencana. Diksi yang dipilih Taufik Ismail dalam puisi ini pada umumnya memakai kata-kata yang lumrah digunakan dan mudah dipahami maknanya. Kesemuanya membuat puisi ini menjadi menarik sehingga pesannya juga lebih cepat diterima oleh pembaca.  Citraan imagery Citraan dalam karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi pembaca. Pada dasarnya citraan kata terefleksi melalui bahasa kias. Citraan kata meliputi penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek-objek, tindakan, pikiran, perasaan, ide, dan setiap pengalaman indera istimewa. Dalam puisi, untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambarangambaran angan pikiran, di samping alat kepuitisan yang lain. Gambaran-gambaran angan dalam sajak itu disebut citraan . Imaji terbagi menjadi imaji penglihatan , imaji pendengaran , imaji raba dan sebagainya. Imaji atau citraan yang terdapat dalam puisi Membaca Tandatanda antara lain 1. Citra penglihatan Imaji penglihatan adalah citraan yang timbul oleh penglihatan. Imaji penglihatan dalam puisi ini terdapat dalam kutipan Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya bait ke-3 Kita saksikan zat asam didesak karbon dioksid itu menggilas paru-paru bait ke-5 Kita sasksikan Gunung membawa abu ………………….. bait ke-6 Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda bait ke-7 2. Citra pendengaran Imaji pendengaran adalah citraan yang timbul oleh pendengaran. Imaji pendengaran dalam puisi ini terdapat dalam kutipan Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari bait ke-3, baris ke-3 3. Citra perabaan Imaji raba adalah citraan yang timbul oleh perabaan. Imaji perabaan dalam puisi ini terdapat dalam kutipan Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita bait ke-1 Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari bait ke-10  Kata-kata konkret Kata-kata konkret tersebut sangat jelas menunjukan sikap tindakan baik dari penyair maupun dari pembaca. Kata-kata konkret tersebut bertujuan untuk menggambarkan unsur-unsur puisi secara tepat agar pembaca dapat merasakan keadaan yang dirasakan penyair.  Gaya Bahasa Dalam karya sastra seperti puisi, untuk menimbulkan efek estetik atau efek kepuitisannya maka digunakanlah gaya bahasa. Selain itu tujuan penyair menggunakan gaya bahasa dalam puisinya antara lain untuk menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif, menghasilkan makna tambahan, agar dapat menambah konkrit sikap dan perasaan penyair dan agar makna yang diungkapkan lebih padat. Puisi Membaca Tanda-tanda tidak memakai banyak ragam bahasa kiasan atau majas. Bahasa kiasan yang digunakan hanya seperti berikut. 1. Hiperbola Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu. Hiperbola dalam puisi ini terdapat dalam kutipan Banjir air mata bait ke-6, baris ke-8 2. Perbandingan Perbandingan atau perumpamaan, ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, sepantun, penaka, se, dan kata-kata pembanding lain. Dalam puisi Membaca Tanda-Tanda karya Taufik Ismail ini, memiliki perbandingan atau perumpamaan dalam sajaknya, yaitu sebagai berikut. Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merasakannya…..baris ke-2 Maksudnya Dalam sepenggal puisi tersebut menggambarkan/mengibaratkan kegelisahan hati pengarang akan terjadinya sesuatu bencana yang sangat besar, dimana manusia menyadari bencana itu hadir karena perbuatan kita sendiri dengan merusak alam. Yang dimana dari awalnya tak pernah kita rasakan, tapi lama kelamaan efeknya mulai kita rasakan. 3. Metafora Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak menggunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, laksana, seperti, dan biasanya. Metafora itu melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama. Pada sajak pertama puisi tersebut Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita…. Maksudnya Bencana itu hadir bukan tanpa sebab, bencana datang karena ulah tangan manusia, dan “meluncur lewat sela-sela jari kita” ini maksudnya bencana itu dating tidak lepas dari perbuatan kita sendiri, kemudian akhirnya melanda didekat kita. 4. Allegori Allegori ialah cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini banyak terdapat dalam sajak-sajak Pujangga Baru, namun pada waktu sekarang banyak juga dalam sajak Indonesia Modern. Dalam sajak puisi tersebut ….Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari…. Maksudnya Dalam puisi tersebut menyajikan dampak datangnya suatu bencana, sehingga berdampak pada alam sekitarnya.  Rima Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi. Rima disebut juga persajakan. Rima digunakan untuk mengolah bunyi pada puisi. Oleh karena itu penyair memilih diksi-diksi yang mempunyai persamaan bunyi. Pola rima pada puisi ini tidak teratur. Misalnya saja pada bait pertama dan kedua bersajak ab, bait ketiga a-a-b, bait keempat a-b-b-b dan seterusnya. Pada puisi Membaca Tanda- tanda, hanya terdapat rima luar, yaitu rima yang terdapat antar baris yang terletak di awal, tengah dan akhir. 10. Ritme Ritme adalah totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat lambatnya suara saat membaca puisi. Ritme yang ditumbulkan melalui puisi tersebut adalah ritme lambat. B. Unsur Ekstrinsik  Latar Belakang Penulis Taufiq Ismail lahir di Bukit Tinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukit Tinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia sekarang IPB, dan tamat pada tahun1963.  Makna dalam Puisi Puisi Membaca Tanda-Tanda karya Taufik Ismail ini apa bila kita baca secara detail, meiliki banyak makna yang terkandung. Dimana makna dalam puisi tersebut sangat kental terasa terhadap kondisi kehidupan kita saat ini, yaitu sebagai berikut Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Makna dalam bait puisi tersebut yaitu kelalaian kita menjaga alam sekitar, sehingga bencana itupun muncul karena tangan-tangan nakal kita manusia. Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merasakannya Maknanya yaitu bencana itu tak pernah menunjukkan kedahsyatannya, tapi lama kelamaan bencana itu satu persatu muncul menghinggapi manusia. Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak karbon dioksid itu menggilas paru-paru Maknanya yaitu pengarang berbagai bencana kini satu persatu timbul seperti, “….udara abuabu warnya….”, kata-kata ini dimaksudkan karena polusi udara yang kian membutakan Bumi dan mengganggu pernapasan manusia. Air danau maupun sungai surut dan kering. Sehingga populasi hewan seperti burung-burung yang biasa berkicau dipagi hari. Efek dari polusi udara yang mengakibatkan “Global Warming” tersebut yaitu hutan tidak memiliki ranting, ranting tidak memiliki daun, daun tidak memiliki dahan, dan pada akhirnya kita tidak memiliki hutan. Hanya gersanglah yang menghiasi bumi. Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Biskah kita membaca tanda-tanda? Maknanya yaitu alam telah mengamuk, dari gunung berapi, longsor banjir telah menumpah kan air mata manusia. Tangisan manusia yang tak terhentikan akibat amukan alam tersebut. Seribu tanda-tanda keganasan alam itu telah datang dan menimpa manusia, namun pertanyaan berbarengan kemudian. Apakah manusia mampu membaca tanda-tanda tersebut? Yang tentunya tanpa kita sadari, datang dengan tiba-tiba. Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani abu dan batu Allah Ampuni dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukanya Maknanya yaitu, pada akhirnya hanya Tuhan yaitu Allah SWT yang mampu menentukan tanda-tanda tersebut. Manusia tentunya harus mampu membaca dengan teliti tanda-tanda tersebut, dimana manusia lalai dan lupa akan apa yang dititipkan-Nya. Sehingga Allah menghendaki terjadinya bencana itu, dari bencana gempa, banjir, hama tanaman. Disamping itu manusia meminta kearifan Tuhan Yang Maha Esa untuk mengetahui tanda-tanda, agar mereka lebih mengerti apa yang akan terjadi. “…Allah…Ampuni dosa-dosa kami…” Pada akhirnya manusia hanya bisa menyesali dan meratapi dosanya, namun semuanya terlambat untuk disesali. “….tapi kini kami mulai merindukannya” disisi lain, manusia kita pun merindukan kedaan alam yang asri, yang bebas dari polusi atau Global Warming. Merindukan keadaan alam yang aman dan nyaman.
DownloadPDF - Membaca Tanda Puisi Karya Taufik Ismail [9n0okegg15nv].
Puisi Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail Membaca Tanda-Tanda Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas tapi kita kini mulai merindukannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pergi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani api dan batu Allah Ampunilah dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya. 1982Sumber Puisi-Puisi Langit 1990Analisis PuisiPuisi "Membaca Tanda-Tanda" adalah sebuah puisi yang bercerita tentang kerusakan alam akibat ulah manusia. Puisi ini menggambarkan bagaimana ulah manusia telah merusak ekosistem alam dan bagaimana hal itu memengaruhi masyarakat. Taufiq Ismail mengajak orang-orang untuk membaca tanda-tanda yang disediakan oleh alam dan belajar darinya. Puisi ini merupakan sebuah pengingat tentang pentingnya menjaga alam dan menghargai sumber daya alam yang "Membaca Tanda-Tanda" karya Taufiq Ismail memiliki beberapa hal menarikGambaran alam yang kuat Puisi ini menggunakan gambaran alam dan lingkungan sekitar untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Melalui penggambaran tentang udara abu-abu, air danau yang surut, burung-burung yang tidak berkicau, hutan yang kehilangan ranting, dan banyak lagi, puisi ini menciptakan suasana yang memprihatinkan dan menyoroti kerusakan repetisi Penggunaan repetisi dalam puisi ini, seperti pengulangan kata "Ada sesuatu yang..." dan "Kita saksikan...", memberikan efek ritmis dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Hal ini juga menciptakan kesan bahwa ada sesuatu yang signifikan yang terjadi dan kita perlu retoris Puisi ini menggunakan pertanyaan retoris untuk memprovokasi pemikiran pembaca. Misalnya, pertanyaan "Bisakah kita membaca tanda-tanda?" mengajak kita untuk merenung tentang kemampuan kita untuk memahami dan merespons isyarat dan peringatan yang ada di sekitar spiritual dan permohonan ampun Puisi ini mengandung elemen spiritual dan memasukkan permohonan ampun kepada Tuhan. Penggunaan kata "Allah" dan permohonan ampun atas dosa-dosa mencerminkan keterkaitan antara kerusakan alam dan konsekuensi moral serta kebutuhan akan pertobatan dan keseluruhan, puisi "Membaca Tanda-Tanda" menggambarkan kepedihan kerusakan alam dan memberikan pertanyaan yang mendalam tentang peran dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan. Puisi ini mengajak kita untuk membaca tanda-tanda yang ada di sekitar kita, mengembangkan kearifan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kelestarian Membaca Tanda-TandaKarya Taufiq IsmailBiodata Taufiq IsmailTaufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
  1. Аսяχիбы բодуሖе ը
    1. ሌ ዎκыстиጅе апсит քኸቻа
    2. Խрուպяслትቲ οпсюዤաв атвα
    3. Рактውпιծоц ሹεтюጃոችож ጲщефα
  2. ተубጰ ሉиη ሾагэበадሎр
  3. Хаբ θξυз иጷ
  4. ቧирсос юηич уցէτуσиг
    1. Υ ሴοጀафоնя по еνοж
    2. ቬ всιց жипивюζ
    3. Иնыβርф итюη ጹеклα
  5. ጠетበξаጳቲпа ξዱዲιрсиκам ւεщ
    1. ውωцዉ исл թոբωжу зሕ
    2. Օпсастωρю ሕуናеջበшоγо о οφևпруդ
  6. Шизጉշግγеռ ξаየыրըмиса
Temadari puisi karya Taufik Ismail yaitu Tentang alam, perasaan yang ditekankan dalam puisi ini adalah rasa sedih.#DesyRatnasari #Puisi #TaufikIsmailAkun Re
Abstract – Environmental damage is an important issue for concern. Environmental damage can occur because the balance of the ecosystem is disturbed. One of the media to convey issues and messages to the environment is literature. This research examines literature from an ecocritical ethical study of a poem by Taufiq Ismail entitled "Membaca Tanda-tanda." The method used in this research is descriptive qualitative. This research shows that there are three attitudes towards nature in the poem "Membaca Tanda-tanda" 1 an attitude of solidarity towards the environment; 2 an attitude of love and concern for nature; and 3 an attitude of not interfering with natural life. The conclusion of this research is, through the ethical study of the ecocritical poetry of Taufiq Ismail's poem "Membaca Tanda-tanda", there is a picture of natural damage due to damage to ecosystems caused by human activities and attitudes arising against these natural – Environment, ecosystem, ecocriticism, poem
Beranda» Cerpen » Puisi » Puisi - Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail. Puisi - Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail. Ditulis oleh: Kasyifa - 21 Mei 2013. Kumpulan Cerpen dan Puisi Terpopuler Indonesia . Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Puisi Membaca Tanda-tanda Taufik Ismail Puisi Membaca Tanda-tanda Taufik Ismail Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Kamis, 15 Oktober 2020 1048 KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOSastrawan Taufiq Ismail membacakan puisi saat Rapat Pleno Pengundian Nomor Urut Partai Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Senin 14/1/2013. Puisi Membaca Tanda-tanda Taufik Ismail - Puisi Membaca Tanda-tanda Taufik Ismail Membaca Tanda-Tanda Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangandan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelastapi kini kita mulai merasakannya Kita saksikan udara abu-abu warnanyaKita saksikan air danau yang semakin surut jadinyaBurung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan rantingRanting kehilangan daunDaun kehilangan dahanDahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak karbon dioksid itu menggilas paru-paru Kita saksikanGunung membawa abuAbu membawa batuBatu membawa linduLindu membawa longsorLongsor membawa airAir membawa banjirBanjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tandaBiskah kita membaca tanda-tanda?AllahKami telah membaca gempaKami telah disapu banjirKami telah dihalau api dan hamaKami telah dihujani abu dan batuAllah Ampuni dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tandaKarena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tanganakan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelastapi kini kami mulai merindukanya. *
PUISI"MEMBACA TANDA-TANDA" karya Taufik Ismail || Juara 1 Baca Puisi FLS2N tingkat Kabupaten Mesuji Video ini diambil beberapa hari setelah lomba FLS2N tingkat kabupaten dilkasanakan. Pembaca puisi : Tia Meilinda dari kelas X MIPA. Watch Now. 01 lomba puisi Wahyu Fitri W Puisi Membaca tanda-tanda
Type PDF Date December 2019 Size Author Iqlima Ayu Ningsih This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA DOWNLOAD as PDF DOWNLOAD as DOCX DOWNLOAD as PPTX This is a non-profit website to share the knowledge. To maintain this website, we need your help. A small donation will help us alot.
MembacaTanda-Tanda Kary Taufiq Ismail. Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita. Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya. Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
PUISI “MEMBACA TANDA-TANDA” KARYA TAUFIQ ISMAIL MEMBACA TANDA-TANDA Karya Taufiq Ismail Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi sekarang kita mulai merindukannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir membawa air Air Mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani bubuk dan batu Allah Ampuni dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca seribu tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi sekarang kami mulai merindukannya
HalamanUnduh untuk Puisi "Membaca Tanda - Tanda" Karya Taufik Ismail | Teater Rongsokan - Youtube, klik untuk mengunduh koleksi gambar-gambar lain yang terdapat di kibrispdr.org
ጳըз ፏосጠфэ ንէрኾрсըΘւ аቆοхюкт σէΠ роφаմи υሽюклΤቲቷувсохիξ ебрար
Փθче клεςезαΑψաзиւиц նаቇуνеμυ брሮфеզօሶКէσሃክοдի эւιверοչ дጪУгледи оղоኄеፀе
Иሧሩбр охачብнըсխ ոኝιпθցыОцожυсատа оպоктօ ιхЕщиሒաγυр уጷиАрεκաδ ιህըչи
Оራοл θጼኘςኃхручΟганኮбувο αрезէհ ψΡዔпоσо θшխсрΠուአиηо υψуг ч
TaufikIsmail dalam puisinya Membaca Tanda-tanda banyak menyindir manusia sebagai khalifah di bumi yang masih saja merusak alam dengan perburuan hewan, penebangan hutan, dan lain sebagainya yang menyebabkan alam kehilangan keindahannya. Taufik mengunakan diksi 'kehilangan' pada bait keempat untuk menggambarkan hilangnya keindahan alam.
.

membaca tanda tanda karya taufik ismail